SENARAI OBSESI

Pengamatan terhadap fenomena di sekitar kita senantiasa berorientasi kepada perhatian atau kepentingan yang secara selektif menempatkan fenomena tertentu pada pusat kesadaran kita. Proses penyeleksian terjadi berdasarkan kerangka referensi (rujukan) yang ada pada kita. Kerangka referensi bekerja seperti kacamata, bila melihat dengan kacamata biru akan tampak pada kita ''dunia'' berwarna biru, dengan kacamata hijau ''dunia'' menjadi hijau dan seterusnya.

18 Agustus 2010

Kematian Itu

Bersiaplah untuk perjalanan
karena semua sedang digiring oleh dua gejala yang selalu baru,
siang dan malam
kematian melanglang diatas kepala
bangunlah jika dipanggil
dunia bukanlah tempat kediaman
tukarkan dengan akherat
hidup yang singkat setiap saat
dan sedang digerogoti oleh waktu
dan memang sangat singkat
Musafir yang sedang mendekat dengan keberhasilan atau kegagalan
patut memerlukan perbekalan terbaik
untuk menjadi perisai di Hari Esok
Nasehati diri sendiri
mendahulukan taubat, mengalahkan hawa nafsu
karena hidupnya sendiri akan menjadi saksi terhadap dirinya
dan hari-harinya sendiri mengantarkannya pada hukuman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JEJAK PERISTIWA

Setiap peristiwa meninggalkan bekas sebagai saksi atau bukti

bahwa kejadian itu sungguh-sungguh terjadi. Pikiran, kenangan, fantasi sebagai fakta mental apabila tidak ditulis akan hilang tak berbekas. Hakekat peristiwa hanya sekali terjadi, tidak mungkin diulang atau dialami kembali, akan tetapi bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapkan atau diaktualisasikan. Bentuk pengungkapan ialah pernyataan tentang kejadian itu. Fakta merupakan produk dari proses mental atau memorisasi. Rangkaian peristiwa sebagai konstruk sesungguhnya tidak pernah dimaksud sebagai potret, yang memuat secara lengkap segala sesuatu dari obyek yang difoto.