Lampu petunjuk menyala dalam hatinya
ia telah menyediakan pelipur untuk hari yang akan menimpanya
memandang yang jauh sebagai dekat kepada dirinya
memandang yang sukar kepada yang ringan
meminum air segar yang jalan ke sumbernya dimudahkan
meninggalkan busana nafsu dan melepaskan kecemasan
menjadi kunci bagi pintu-pintu petunjuk
dan gembok bagi pintu-pintu kehancuran
Ia telah melihat jalannya dan berjalan diatasnya
mengetahui tiang dan telah menyeberangi airnya yang dalam
berpegang pada topangan yang terpercaya dan tali yang kuat
berada di tingkat keyakinan seperti cerahnya matahari
Ia lampu dalam kegelapan
penghalau setiap kebutaan, penyingkir setiap keruwetan,
pandu di gurun-gurun yang luas
Ia melakukan segala sesuatu semata-mata bagi Allah
maka Allah pun menjadikannya milik-Nya sendiri
Ia seperti tambang keimanan kepada-Nya
dan sebagai batang di bumi-Nya
Ia telah mewajibkan dirinya mengikuti keadilan
penolakan hawa nafsu hatinya
menggambarkan hak dan berbuat sesuai dengan itu
Tak ada kebaikan yang tidak ditujunya
Tak ada pula kemungkinan
tempat kebajikan dari Al-Quran yang tidak dicarinya
Al-Quran adalah pandu dan pemimpinnya
Ia turun bila al-quran menurunkan beratnya
dan ia diam dimana al-Quran mendiamkannya
Pengamatan terhadap fenomena di sekitar kita senantiasa berorientasi kepada perhatian atau kepentingan yang secara selektif menempatkan fenomena tertentu pada pusat kesadaran kita. Proses penyeleksian terjadi berdasarkan kerangka referensi (rujukan) yang ada pada kita. Kerangka referensi bekerja seperti kacamata, bila melihat dengan kacamata biru akan tampak pada kita ''dunia'' berwarna biru, dengan kacamata hijau ''dunia'' menjadi hijau dan seterusnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar