Sesungguhnya dunia ini adalah akhir pemandangan orang buta
yang tak dapat melihat apa-apa di baliknya
Pandangan seorang penglihat yang memandang dengan mata pikiran
menembusi dan menyadari
bahwa rumah yang sesungguhnya adalah dibalik dunia ini
Karena itu si melek hendak keluar darinya
sedang si buta hendak memasukinya
Si melek mengumpulkan perbekalan darinya
untuk dunia akherat
Si buta mengumpulkan perbekalan untuk dunia ini sendiri
Pengamatan terhadap fenomena di sekitar kita senantiasa berorientasi kepada perhatian atau kepentingan yang secara selektif menempatkan fenomena tertentu pada pusat kesadaran kita. Proses penyeleksian terjadi berdasarkan kerangka referensi (rujukan) yang ada pada kita. Kerangka referensi bekerja seperti kacamata, bila melihat dengan kacamata biru akan tampak pada kita ''dunia'' berwarna biru, dengan kacamata hijau ''dunia'' menjadi hijau dan seterusnya.

19 Agustus 2010
Manisnya Dunia
Segala puji bagi Allah
yang dari belas kasih-Nya tak ada orang kehilangan harapan
yang dari nikmat-nikmat-Nya tak ada orang yang tak mendapatkan
yang dari kemampuan-Nya tak ada orang yang kecewa
dan yang ibadat kepada-Nya tak ada yang terlalu tinggi
Dunia ini tempat yang fana
penghuninya akan meninggalkannya
ia manis dan hijau
ia bergegas kepada pencarinya
dan bertaut pada si pemandang
Tinggalkanlah dia dengan perbekalan yang terbaik yang dapat diperoleh
jangan meminta disini lebih banyak dari cukup
jangan menuntut darinya lebih dari kebutuhan hidup
yang dari belas kasih-Nya tak ada orang kehilangan harapan
yang dari nikmat-nikmat-Nya tak ada orang yang tak mendapatkan
yang dari kemampuan-Nya tak ada orang yang kecewa
dan yang ibadat kepada-Nya tak ada yang terlalu tinggi
Dunia ini tempat yang fana
penghuninya akan meninggalkannya
ia manis dan hijau
ia bergegas kepada pencarinya
dan bertaut pada si pemandang
Tinggalkanlah dia dengan perbekalan yang terbaik yang dapat diperoleh
jangan meminta disini lebih banyak dari cukup
jangan menuntut darinya lebih dari kebutuhan hidup
18 Agustus 2010
Relung Keimanan
Lampu petunjuk menyala dalam hatinya
ia telah menyediakan pelipur untuk hari yang akan menimpanya
memandang yang jauh sebagai dekat kepada dirinya
memandang yang sukar kepada yang ringan
meminum air segar yang jalan ke sumbernya dimudahkan
meninggalkan busana nafsu dan melepaskan kecemasan
menjadi kunci bagi pintu-pintu petunjuk
dan gembok bagi pintu-pintu kehancuran
Ia telah melihat jalannya dan berjalan diatasnya
mengetahui tiang dan telah menyeberangi airnya yang dalam
berpegang pada topangan yang terpercaya dan tali yang kuat
berada di tingkat keyakinan seperti cerahnya matahari
Ia lampu dalam kegelapan
penghalau setiap kebutaan, penyingkir setiap keruwetan,
pandu di gurun-gurun yang luas
Ia melakukan segala sesuatu semata-mata bagi Allah
maka Allah pun menjadikannya milik-Nya sendiri
Ia seperti tambang keimanan kepada-Nya
dan sebagai batang di bumi-Nya
Ia telah mewajibkan dirinya mengikuti keadilan
penolakan hawa nafsu hatinya
menggambarkan hak dan berbuat sesuai dengan itu
Tak ada kebaikan yang tidak ditujunya
Tak ada pula kemungkinan
tempat kebajikan dari Al-Quran yang tidak dicarinya
Al-Quran adalah pandu dan pemimpinnya
Ia turun bila al-quran menurunkan beratnya
dan ia diam dimana al-Quran mendiamkannya
ia telah menyediakan pelipur untuk hari yang akan menimpanya
memandang yang jauh sebagai dekat kepada dirinya
memandang yang sukar kepada yang ringan
meminum air segar yang jalan ke sumbernya dimudahkan
meninggalkan busana nafsu dan melepaskan kecemasan
menjadi kunci bagi pintu-pintu petunjuk
dan gembok bagi pintu-pintu kehancuran
Ia telah melihat jalannya dan berjalan diatasnya
mengetahui tiang dan telah menyeberangi airnya yang dalam
berpegang pada topangan yang terpercaya dan tali yang kuat
berada di tingkat keyakinan seperti cerahnya matahari
Ia lampu dalam kegelapan
penghalau setiap kebutaan, penyingkir setiap keruwetan,
pandu di gurun-gurun yang luas
Ia melakukan segala sesuatu semata-mata bagi Allah
maka Allah pun menjadikannya milik-Nya sendiri
Ia seperti tambang keimanan kepada-Nya
dan sebagai batang di bumi-Nya
Ia telah mewajibkan dirinya mengikuti keadilan
penolakan hawa nafsu hatinya
menggambarkan hak dan berbuat sesuai dengan itu
Tak ada kebaikan yang tidak ditujunya
Tak ada pula kemungkinan
tempat kebajikan dari Al-Quran yang tidak dicarinya
Al-Quran adalah pandu dan pemimpinnya
Ia turun bila al-quran menurunkan beratnya
dan ia diam dimana al-Quran mendiamkannya
Doa Pendosa
Ya Allah, Tuhanku ...
ampunilah kiranya aku
apa yang Kau ketahui tentang aku lebih dari yang kutahu
Apabila aku kembali kepada dosa-dosa,
Engkau kembali kepada keampunan
Ampuni aku atas apa yang telah kujanjikan kepada diriku
tetapi tiada Kau dapati pemenuhannya dalam diriku
Ampuni aku atas apa yang dengan itu
aku mencari kedekatan kepada-Mu dengan lidahku
tetapi hatiku melawan dan tidak melaksanakannya
Ampunilah kerdipan mata, ucapan buruk, hawa nafsu buruk
dan kekeliruan bicara ...
ampunilah kiranya aku
apa yang Kau ketahui tentang aku lebih dari yang kutahu
Apabila aku kembali kepada dosa-dosa,
Engkau kembali kepada keampunan
Ampuni aku atas apa yang telah kujanjikan kepada diriku
tetapi tiada Kau dapati pemenuhannya dalam diriku
Ampuni aku atas apa yang dengan itu
aku mencari kedekatan kepada-Mu dengan lidahku
tetapi hatiku melawan dan tidak melaksanakannya
Ampunilah kerdipan mata, ucapan buruk, hawa nafsu buruk
dan kekeliruan bicara ...
Kematian Itu
Bersiaplah untuk perjalanan
karena semua sedang digiring oleh dua gejala yang selalu baru,
siang dan malam
kematian melanglang diatas kepala
bangunlah jika dipanggil
dunia bukanlah tempat kediaman
tukarkan dengan akherat
hidup yang singkat setiap saat
dan sedang digerogoti oleh waktu
dan memang sangat singkat
Musafir yang sedang mendekat dengan keberhasilan atau kegagalan
patut memerlukan perbekalan terbaik
untuk menjadi perisai di Hari Esok
Nasehati diri sendiri
mendahulukan taubat, mengalahkan hawa nafsu
karena hidupnya sendiri akan menjadi saksi terhadap dirinya
dan hari-harinya sendiri mengantarkannya pada hukuman
karena semua sedang digiring oleh dua gejala yang selalu baru,
siang dan malam
kematian melanglang diatas kepala
bangunlah jika dipanggil
dunia bukanlah tempat kediaman
tukarkan dengan akherat
hidup yang singkat setiap saat
dan sedang digerogoti oleh waktu
dan memang sangat singkat
Musafir yang sedang mendekat dengan keberhasilan atau kegagalan
patut memerlukan perbekalan terbaik
untuk menjadi perisai di Hari Esok
Nasehati diri sendiri
mendahulukan taubat, mengalahkan hawa nafsu
karena hidupnya sendiri akan menjadi saksi terhadap dirinya
dan hari-harinya sendiri mengantarkannya pada hukuman
Yang Maha Tinggi
Segala puji bagi Allah yang mengetahui segala hal yang tersembunyi
dan kepada-Nya segala hal yang terbuka memandu
Ia tak dapat dilihat oleh mata,
tetapi mata yang tidak melihat-Nya tak dapat menyangkal-Nya
Ia demikian tinggi dalam kemuliaan,
sehingga tak ada yang lebih tinggi dari Dia
Tetapi kemuliaan-Nya tidak menjauhkan Dia dari ciptaan-Nya,
tidak pula kedekatan-Nya menjadikan mereka setara dengan Dia
Ia tidak memberitahukan kepada pikiran (manusia),
tentang batas sifat-sifat-Nya
Ia tidak mencegahnya
untuk mendapatkan pengetahuan yang hakiki tentang Dia
Maka, Ia adalah sedemikian,
sehingga semua tanda keberadaan menyaksikan bagi Dia,
sampai pikiran yang menolakpun mempercyai-Nya
Maha Tinggi Allah diatas segala yang digambarkan
oleh orang-orang yang menyerupakan Dia dengan sesuatu
atau yang menyangkal Dia
dan kepada-Nya segala hal yang terbuka memandu
Ia tak dapat dilihat oleh mata,
tetapi mata yang tidak melihat-Nya tak dapat menyangkal-Nya
Ia demikian tinggi dalam kemuliaan,
sehingga tak ada yang lebih tinggi dari Dia
Tetapi kemuliaan-Nya tidak menjauhkan Dia dari ciptaan-Nya,
tidak pula kedekatan-Nya menjadikan mereka setara dengan Dia
Ia tidak memberitahukan kepada pikiran (manusia),
tentang batas sifat-sifat-Nya
Ia tidak mencegahnya
untuk mendapatkan pengetahuan yang hakiki tentang Dia
Maka, Ia adalah sedemikian,
sehingga semua tanda keberadaan menyaksikan bagi Dia,
sampai pikiran yang menolakpun mempercyai-Nya
Maha Tinggi Allah diatas segala yang digambarkan
oleh orang-orang yang menyerupakan Dia dengan sesuatu
atau yang menyangkal Dia
MENGGUNJING

Orang-orang yang tidak berdosa dan telah dianugerahi keselamatan harus menaruh belas
kasihan pada pendosa dan orang-orang yang tak taat lainnya. Rasa syukur harus menjadi kegemaran mereka yang paling besar, dan hal itu harus mencegah mereka dari mencari-cari kesalahan orang lain. Bagaimana tentang si penggunjing yang menyalahkan saudaranya dan
mencari-cari kesalahannya? Apakah ia tidak mengingat bahwa Allah menyembunyikan dosa-dosa yang dilakukannya padahal dosa-dosa itu lebih besar dari dosa-dosa saudaranya yang
ditunjukkannya? Bagaimana ia dapat menjelek-jelekkannya tentang dosa-dosanya padahal ia sendiri telah berbuat dosa yang seperti itu? Sekalipun ia tidak berbuat dosa yang seperti itu, tentulah ia telah berbuat dosa-dosa yang lebih besar. Demi Allah, sekali-pun ia tidak melakukan dosa-dosa besar tetapi melakukan dosa-dosa kecil, pembeberannya
atas dosa orang itu merupakan dosa besar.
Yang Maha Agung
Segala puji bagi Allah
yang nilai-Nya tak dapat diuraikan oleh para pembicara
yang nikmat-nikmat-Nya tak terhitung oleh para penghitung
yang hak-hak-Nya tak dapat dipenuhi oleh orang-orang yang berusaha menaati-Nya
orang yang tinggi kemampuannya tak dapat menilai
dan penyelaman pengertian tak dapat mencapai-Nya
Ia yang untuk menggambarkan-Nya tak ada batas telah diletakkan
tak ada pujian yang maujud
tak ada waktu ditetapkan
dan tak ada jangka waktu ditentukan
Ia mengadakan ciptaan dengan kodrat-Nya
menebarkan angin dengan rahmat-Nya
dan mengukuhkan bumi yang goyah dengan batu
yang nilai-Nya tak dapat diuraikan oleh para pembicara
yang nikmat-nikmat-Nya tak terhitung oleh para penghitung
yang hak-hak-Nya tak dapat dipenuhi oleh orang-orang yang berusaha menaati-Nya
orang yang tinggi kemampuannya tak dapat menilai
dan penyelaman pengertian tak dapat mencapai-Nya
Ia yang untuk menggambarkan-Nya tak ada batas telah diletakkan
tak ada pujian yang maujud
tak ada waktu ditetapkan
dan tak ada jangka waktu ditentukan
Ia mengadakan ciptaan dengan kodrat-Nya
menebarkan angin dengan rahmat-Nya
dan mengukuhkan bumi yang goyah dengan batu
17 Agustus 2010
ADAM
Allah mengumpulkan lempung tanah yang keras, lembut, manis dan asam, yang dicelupkannya kedalam air dan mengadoninya dengan uap lembab sampai menjadi rekat. Darinya ia membuat patung dengan lekukan-lekukan, persendian, anggota dan bagian-bagian. Ia memadukannya sampai ia mengering untuk waktu tertentu dan jangka waktu yang diketahui. Kemudian ia meniupkan ke dalamnya Ruh-Nya sehingga ia mengambil pola manusia dengan pikiran yang mengaturnya, kecerdasan yang digunakannya, anggota badan yang melayaninya, organ-organ yang mengubah posisinya, kebijaksanaan yang membedakan antara yang benar dan salah, rasa dan bau, warna dan jenis. Ia adalah suatu campuran antara lempung berbagai warna, bahan-bahan rekat, yang berlawanan, yang beraneka ragam, dan sifat-sifat yang berbeda seperti panas, dingin, lembut dan keras.
Kemudian Allah menyuruh pada malaikat untuk memenuhi janji-Nya dengan mereka dan memenuhi janji menaati perintah-Nya kepada mereka dengan dengan pengakuan kepadanya melalui sujud kepada-Nya dan tunduk kepada kedudukannya yang mulia. Maka Allah berfirman:"Tunduklah kamu kepada Adam! Maka merekapun tunduk kecuali iblis." (QS. 2:34; 17:61; 18:50; 20:116). Kesombongan mencegah dia dan keburukan mengalahkannya. Maka ia membangga-banggakan penciptaannya sendiri dari api dan bersikap menghina ciptaan dari lempung. Maka Allah memberikan waktu kepadanya agar ia sepenuhnya patut menerima kemurkaan-Nya, dan melengkapi ujian pada manusia untuk memenuhi janjinya (yang telah diberikan-Nya pada iblis). Maka Ia berkata: "Sesungguhnya engkau telah diberi waktu sampai pada hari yang diketahui." (QS 15:37; 38:81). Setelah itu Allah menempatkan Adam di suatu rumah dimana Ia membuat kehidupannya senang dan kediamannya aman, dan Ia memperingatkannya supaya berhati-hati terhadap iblis dan musuhnya. Lalu iblis merasa iri atas tinggalnya di sorga dan hubungan-hubungannya dengan yang bajik. Maka iapun mengubah keyakinannya menjadi goyah, dan tekadnya menjadi lemah. Dengan demikian ia mengubah kebahagiaan Adam menjadi ketakutan, martabatnya menjadi sesal dan malu. Kemudian Allah memberikan kepada Adam kesempatan untuk bertaubat, mengajarkan kepadanya kata-kata dari Rahmat-Nya, menjanjikan kepadanya untuk kembali ke surga-Nya, dan mengirimkannya ketempat percobaan dan perkembangbiakan keturunan.
Kemudian Allah menyuruh pada malaikat untuk memenuhi janji-Nya dengan mereka dan memenuhi janji menaati perintah-Nya kepada mereka dengan dengan pengakuan kepadanya melalui sujud kepada-Nya dan tunduk kepada kedudukannya yang mulia. Maka Allah berfirman:"Tunduklah kamu kepada Adam! Maka merekapun tunduk kecuali iblis." (QS. 2:34; 17:61; 18:50; 20:116). Kesombongan mencegah dia dan keburukan mengalahkannya. Maka ia membangga-banggakan penciptaannya sendiri dari api dan bersikap menghina ciptaan dari lempung. Maka Allah memberikan waktu kepadanya agar ia sepenuhnya patut menerima kemurkaan-Nya, dan melengkapi ujian pada manusia untuk memenuhi janjinya (yang telah diberikan-Nya pada iblis). Maka Ia berkata: "Sesungguhnya engkau telah diberi waktu sampai pada hari yang diketahui." (QS 15:37; 38:81). Setelah itu Allah menempatkan Adam di suatu rumah dimana Ia membuat kehidupannya senang dan kediamannya aman, dan Ia memperingatkannya supaya berhati-hati terhadap iblis dan musuhnya. Lalu iblis merasa iri atas tinggalnya di sorga dan hubungan-hubungannya dengan yang bajik. Maka iapun mengubah keyakinannya menjadi goyah, dan tekadnya menjadi lemah. Dengan demikian ia mengubah kebahagiaan Adam menjadi ketakutan, martabatnya menjadi sesal dan malu. Kemudian Allah memberikan kepada Adam kesempatan untuk bertaubat, mengajarkan kepadanya kata-kata dari Rahmat-Nya, menjanjikan kepadanya untuk kembali ke surga-Nya, dan mengirimkannya ketempat percobaan dan perkembangbiakan keturunan.
15 Agustus 2010
TERJAGA
Aku merayap dilengan-Mu
Sang Perkasa yang nyawaku dalam genggaman-Nya
saat tidur Kau ambil nafsku, lepas melayang dialam mimpi
dan Kau kembalikan kala ku terjaga
berjalan dengan energiMu
karena Kau masih meminjamkannya
sampai waktu yang Kau tentukan
Wahai Sang Perkasa, hanya Kau pemilik jubah kesombongan
aku yang selalu mengaku sebagai debu
maafkan segala kedurhakaanku yang tersirat dan tersurat
Wahai Pemilik Kehidupan, aku rida atas segala keputusan-Mu terhadapku
karena aku hanya mampu memohon
dengan doa-doa
semoga ....
Sang Perkasa yang nyawaku dalam genggaman-Nya
saat tidur Kau ambil nafsku, lepas melayang dialam mimpi
dan Kau kembalikan kala ku terjaga
berjalan dengan energiMu
karena Kau masih meminjamkannya
sampai waktu yang Kau tentukan
Wahai Sang Perkasa, hanya Kau pemilik jubah kesombongan
aku yang selalu mengaku sebagai debu
maafkan segala kedurhakaanku yang tersirat dan tersurat
Wahai Pemilik Kehidupan, aku rida atas segala keputusan-Mu terhadapku
karena aku hanya mampu memohon
dengan doa-doa
semoga ....
Langganan:
Postingan (Atom)